Senin, 02 Mei 2011

Djarum Badminton All Stars Christian Hadinata, ‘’Bulutangkis itu sederhana’’

Bulutangkis.com - Masyarakat bulutangkis Malang menyambut gembira acara Djarum Badminton All Stars yang diselenggarakan Bakti Olahraga Djarum Foundation bekerja sama dengan Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI) dan Pengprov PBSI Jawa Timur di GOR Graha Cakrawala Malang, Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, hari Sabtu lalu (30/04/11).

Djarum Badminton All Stars hadir di Malang dengan sejumlah legenda bulutangkis dunia yang berasal dari klub bulutangkis PB Djarum. Dua tahun lalu (2008) kota Purwokerto mendapat kesempatan pertama kehadiran Djarum All Stars. Legenda-legenda bulutangkis yang hadir di Malang antara lain, Christian Hadinata, Eddy Hartono, Hastomo Arbi, Haryanto Arbi, Sigit Budiarto , Ivana Lie, Luluk Hadiyanto, Bobby Ertanto, Kartono, Denny Kantono, Antonius dan Simbarsono. Selain itu, pebulutangkis PB Djarum yang saat ini masih aktif berkiprah di tingkat internasional juga hadir, Maria Kristin, Fransiska Ratnasari, Komala Dewi, Jenna Gozali, Andre Kurniawan, Rian Sukmawan dan Yonathan Suryatama Dasuki.

Kehadiran Djarum Badminton All Stars di kota Malang yang pernah melahirkan pahlawan bulutangkis nasional, Johan Wahyudi juara ganda putra All Enland era 1970an berpasangan dengan Tjun Tjun dan Hendrawan juara dunia tahun 2001 merupakan pilihan tepat untuk mengembangkan bulutangkis di tanah air karena memiliki bibit-bibit bulutangkis yang perlu dikembangkan.

''Acara ini dilakukan untuk terus menggairahkan dan memasyarakatkan bulutangkis. Kami ingin bulutangkis semakin menggema, dan akan menarik minat masyarakat untuk mencintai olahraga ini,'' kata Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation. Yoppy juga berharap, dari kegiatan ini akan melahirkan pebulutangkis masa depan Indonesia.

Acara yang dimulai pada pukul 09.00 wib, dibuka dengan rangkaian doa, melantunkan lagu Indonesia Raya serta sambutan dari pejabat terkait, diantaranya dari Ketua Umum PB PBSI, Djoko Santoso yang juga hadir dalam acara ini. “Semoga kegiatan ini akan menjadi stimulus bagi anak-anak muda Indonesia untuk bisa mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia,” Djoko Santoso yang menghabiskan masa kecilnya di kota Malang hingga mendapattkan istri juga di kota Malang, memberikan semangat kepada atlit-atlit muda Malang dan para pelatih agar mengikuti coaching clinic dengan baik.

Coaching clinic bersama Djarum All Stars dan Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI) diberikan kepada sejumlah 200 atlit bulutangkis remaja berusia 9 – 15 tahun. Sigit Budiarto dan Maria Kristin Yulianti membuka coaching clinic dengan mengajak atlit-atlit muda untuk mengenal bentuk pemanasan (warming up) yang merupakan awal kegiatan bulutangkis sebelum berlatih atau pun bertanding.

Usai pemanasan seluruh atlit-atlit muda Malang dibagi berkelompok yang dipimpin para Djarum All Stars mengikuti coaching clinic pada tiga lapangan bulutangkis yang tersedia GOR Graha Cakrawala Malang. Pelatihan bulutangkis oleh Djarum All Stars mencakup aspet teknis bermain bulutangkis dan juga psikologis. Ivana Lie bersama Rosiana Tendean dan Jenna Gozali terlihat memberi arahan pada atlit-atlit bagaimana memegang raket dengan benar, bagaimana cara memukul dengan benar dan gerakan-gerakan bulutangkis yang benar. Sigit Budiarto bersama Hariyanto Arbi, Yonathan Suryatama Dasuki dan Simbarsono mengajak atlit-atlit muda mengenalkan pukulan bulutangkis seperti bola lob dan bola net sambil mengajak bermain secara silih berganti. Di luar lapangan bulutangkis, masih di arena gor, Lius Pongoh dengan penuh semangat mengajak atlit-atlit muda dalam game bulutangkis sambil meneriakkan yel-yel yang membangkitkan motivasi para atlit muda. Sementara Christian Hadinata yang biasa melatih ganda putra Pelatnas Cipayung, dibantu Luluk Hadiyanto, Bobby Ertanto dan Andre Kurniawan Tedjono memberi pelatihan kepada atlit-atlit remaja putra untuk melakukan gerakan berlari ke depan mengambil bola net dan kemudian berlari ke belakang mengambil bola lob tanpa kok, kemudian gerakan yang sama dengan menggunakan kok.

Christian Hadinata menjelang selesainya coaching clinic memberikan permainan yang menantang, kepada atlit-atlit muda diberikan tantangan yang menarik akan diberikan hadiah raket Armotech 900 jika mampu melakukan pengambilan bola net dan pengambilan lob dengan mengembalikan dropshot masuk ke bidang dekat net tidak melewati garis service. Hadiah diberikan kepada atlit yang bisa melakukan rangkaian gerakan tadi sebanyak enam kali secara berulang, sayang sekali, tak seorang pun atlit remaja Malang yang berhasil melakukannya, dan raket Armotec milik Christian tak jadi melayang.

Waktu yang tersedia selama sembilan puluh menit seperti tidak cukup bagi para Djarum All Stars maupun atlit-atlit muda Malang. Di penutup coaching clinic di hadapan atlit yang berada di groupnya, Christian Hadinata bersama Luluk, Andre dan Bobby menyampaikan bahwa bulutangkis itu sederhana. Dalam bulutangkis ada empat unsur sederhana yang harus dikuasai yaitu lob, net, smash dan dropshot. Lainnya merupakan teknik-teknik tambahan yang bisa didapat saat berlatih. Empat hal yang sederhana ini harus dikuasai dengan baik agar memiliki teknik bulutangkis yang tinggi.

Wajah penuh antusias diperlihatkan para atlit muda Malang saat mendapakan pelatihan dari para legenda diantaranya Hodi Kurnia (15) siswa SMP XVIII yang merupakan atlit PB Suryanaga Malang. ‘’Senang sekali, ini pengalaman baru, ’’ ungkap Hodi yang bercita-cita ingin menjadai pemain profesional.

Usai istirahat siang, giliran pelatih-pelatih bulutangkis di kota Malang dan sekitarnya yang mendapatkan coaching clinic dari para legenda. Sebanyak lima puluh pelatih bulutangkis kota Malang mendapat pelatihan dari Christian Hadinata, Fung Permadi, Ivana Lie, Alan Budi Kusuma, Hariyanto Arbi dan Sigit Budiarto selama dua jam. Fung Permadi berbagi pengalaman dengan mengambil thema pelatihan, ‘’Pola Dasar Pembinaan Bulutangkis’’. Fung memberikan beberapa tips pelatihan yang menyangkut teknis dan phisik. Tak ketinggalan Christian Hadinata dan Alan Budikusuma berbagi pengalaman dalam hal pembinaan pelatihan bulutangkis.

Rangkaian acara coaching clinic menjadi menarik dengan dipandu Lius Pongoh yang mampu menghidupkan suasana menjadi interaktif di antara para pelatih dengan para All Stars. Suatu ketika Lius mengajak seorang pelatih untuk berdiri kedepan, dengan mengambil selembar kertas yang digenggam dan dibentuk menjadi seperti bola. Lius memberikan bola kertas dan memberikan kepada sang pelatih dan memintanya untuk melemparkan bola kertas kepada Lius Pongoh yang berdiri lebih kurang dua meter. Setelah Pelatih melemparkan kertas ke badan Lius, kemudian Lius bertanya kepada peserta coaching clinic, ‘’Bagaimana mengetahui kekuatan untuk melemparkan bola kertas?’’ Tak seorang pun pelatih mampu menjawab, ‘’Saya juga tak tau. Nah, dengan pelatihan yang dilakukan terus menerus dan berulang-ulang maka pukulan yang tepat akan diketahui,’’ ungkap Lius membantu memberikan ilustrasi. Dalam bulutangkis diperlukan pelatihan yang berulang-ulang dan terus menerus agar seorang atlit memiliki teknik yang tinggi. Sebuah ilustrasi yang menarik dari Lius Pongoh.

Rangkaian acara Djarum All Star yang dinanti-nanti masyarakat bulutangkis kota Malang yang menantikannya dengan sabar dari pagi hari adalah partai eksibisi yang berlangsung sore hari usai coching clinic kepada para pelatih bulutangkis kota Malang dan sekitarnya. Enam partai eksibisi digelar, beberapa di antaranya berlangsung dengan suasana yang menghibur. Salah satunya, pertandingan eksibisi pasangan ganda putra Sigit Budiarto/ Luluk Hadiyanto menghadapi juniornya Rian Sukmawan/ Yonathan Suryatama Dasuki. Pertarungan yang berlangsung dengan teknik-teknik tinggi yang dimiliki seperti adu drive, smash yang bertubi, pengambilan bola-bola bagaikan atraksi sirkus diselingi dengan gerakan-gerakan bercanda mampu menghibur masyarakat Malang yang hadir di GOR Graha Cakrawala.

Partai ekisibisi lainnya adalah partai dua lawan tiga. Setelah jeda sesaat melewati partai eksibisi antara Maria Kristin Yulianti melawan Fransisca Ratnasari, kembali Sigit Budiarto yang tidak terlihat kecapaian kembali bereksibisi. Sigit Budiarto berpasangan dengan Hariyanto Arbi melawan pasangan tiga All Stars, Kartono/ Herianto/ Eddy Hartono. Eddy Hartono dengan pengalaman dan teknik tinggi yang dimilikinya mampu menghibur penonton, seperti menghujamkan smash bertubi-tubi ke arah sang adik Hariyanto Arbi yang meladeni dengan bola-bola lob akhirnya kecapean dan duduk dibangku di luar lapangan sambil minum yang disuguhkan Rosiana Tendean, sementara Rosiana menggantikan posisi Eddy menemani Kartono/ Herianto melawan Sigit dan Hariyanto. Usai mengaso, kembali Eddy masuk ke lapangan dan Hariyanto Arbi kembali ‘mengerjai’ kakaknya dengan memberikan bola-bola lob, kini Eddy tidak meladeni dengan smash-smash yang melelahkan tapi mengambil kok dengan memukul dengan berbalik membelakangi lawan, dan gerakan-gerakan ini membuat kekaguman penonton kepada sang legenda Eddy Hartono.

Sigit Budiarto yang berpasangan dengan Hariyanto Arbi, juga tak mau ketinggalan dengan aksinya yang menghibur, melihat lawannya terus menerus mendapat bola-bola lob agar terus melakukan smash, akhirnya pindah posisi dan meladeni Hariyanto Arbi dengan melakukan smash berulang-ulang ke arah Hariyanto Arbi. Walau pertarungang eksibisi ke enam ini hanya berlangsung satu set, namun mampu menghibur penonton serta membuat kekaguman melihat gerakan-gerakah bulutangkis dengan tingkat tinggi.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, di penghujung acara masyarakat kota Malang kembali mendapat kesempatan untuk berfoto dengan Djarum All Stars. Kesempatan foto bersama Djarum All Stars tidak disia-siakan masyarakat bulutangkis kota Malang. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar