Senin, 02 Mei 2011

Final Results India Open SS 2011 Jepang Tersukses, Thailand Paling Fenomenal

Bulutangkis.com - Jepang akhirnya berhasil merebut gelar kedua Super Series di turnamen India Open SS setelah berhasil menekuk ganda putra Indonesia di babak final. Sedangkan pemain putri Thailand, Porntip Buranaprasertsuk di luar dugaan mampu membuktikan diri sebagai yang terbaik dengan menekuk jagoan terbaik Korea yang merupakan unggulan ke-3 di turnamen ini, Bae Youn Joun Joo.

Sukses Jepang sebagai juara umum di turnamen ini dengan mengoleksi dua gelar beruntun membuahkan keperecayaan sendiri bagi negeri matahari terbit tersebut bahwa mereka masih cukup layak untuk diperhitungkan dalam peta persaingan bulutangkis dunia meskipun tanpa kehadiran para pemain China di turnamen ini. Di sektor ganda putri, pasangan ganda senior Satoko Suetsuna/Miyuki Maeda yang ditantang oleh unggulan ke-2, Mizuki Fujii/Reika/Kakiiwa mampu tampil ngotot sejak awal set pertama dan tampil konsisten selama 70 menit untuk mengimbangi permainan juniornya yang lebih agresif dan menekan.

Setelah terlibat kejar mengejar angka yang cukup ketat di set pertama, Sotoko/Miyuki akhirnya merebut set ini 26-24. Di set kedua, konsistensi keduanya ternyata tidak kendur dan balik mendominasi jalannya pertandingan ketika agresi yang dilancarkan oleh Mizuki/Reika tidak segencar di set pertama. Kemenangan 21-15 akhirnya membukukan keduanya sebagai juara sektor ganda putri yang juga merupakan gelar Super Series kedua di sepanjang perjalanan karir bulutangkis mereka.

Jepang kembali menambah gelar juara ketika spesialisasi penumbang ganda unggulan, Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata memetik kemenangan atas pasangan muda merah putih, Ryan Agung/Angga Pratama, 21-17, 21-9. Penampilan ini seperti antiklimaks dari duet Ryan/Angga yang di babak-babak sebelumnya mampu mendepak tiga pasangan unggulan turnamen ini. Meskipun mampu mengimbangi permainan duet Jepang di depan net, Ryan/Agung sulit untuk mengembangkan permainan terbaik mereka dan justru berbalik tertekan oleh agresivitas tandem Jepang.

Di sektor tunggal putri, tunggal Thailand berhasil mempertahankan performa terbaiknya saat menghadapi pemain Korea, Bae Youn Joo (3) di partai puncak. Bae yang sempat optimis dapat menalukkan Porntip kali ini justru bermain tak maksimal dan harus puas dengan gelar runner up untuk yang ketigakalinya. Hanya dalam waktu 32 menit, Porntip yang lebih unggul dari sisi serangan dan banyaknya kesalahan sendiri yang dilakukan oleh Youn Joo, mengukir sejarah gelar Super Series perdananya, 21-13, 21-16.

“Youn Joo tidak bermain seperti biasanya, kali ini dia terlihat begitu lambat”, ungkap Porntip saat mengomentari pertandingannya. “Saya berhasil mengembangkan permainan net saya di setiap pertandingan demi pertandingan dan konsisten untuk hasil yang terbaik”, lanjut tunggal fenomenal yang mampu mendepak tiga unggulan di turnamen ini kemudian.

“Saya tidak pernah mengalahkannya sebelumnya dan senang sekali bisa melakukkannya sekarang, di turnamen Super Series”, ungkap pebulutangkis muda berusia 20 tahun tersebut. “Tapi meskipun kali ini saya berhasil, masih banyak hal yang harus saya pelajari dan perbaiki dan saya akan berjuang semaksimal mungkin untuk mengembangkan permainan saya”, pungkasnya kemudian.

Sementara itu tunggal terbaik dunia, Lee Chong Wei (1) menambah koleksi gelar Super Series ketiga bagi Malaysia di tahun ini setelah berjibaku rubber set 62 menit untuk menaklukkan pemain ‘gaek’ Denmark, Peter Gade, 21-12, 12-21, 21-15. Di sektor campuran, Tantowi/Liliyana (4) akhirnya membuktikan diri sebagai yang terbaik sekligus mengoleksi gelar Super Series perdana bagi keduanya dan Indonesia setelah menundukkan kompatriotnya, Fran Kurniawan/Pia Zebadiah (3), 21-18, 23-21. (FEY)

Djarum Badminton All Stars Christian Hadinata, ‘’Bulutangkis itu sederhana’’

Bulutangkis.com - Masyarakat bulutangkis Malang menyambut gembira acara Djarum Badminton All Stars yang diselenggarakan Bakti Olahraga Djarum Foundation bekerja sama dengan Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI) dan Pengprov PBSI Jawa Timur di GOR Graha Cakrawala Malang, Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, hari Sabtu lalu (30/04/11).

Djarum Badminton All Stars hadir di Malang dengan sejumlah legenda bulutangkis dunia yang berasal dari klub bulutangkis PB Djarum. Dua tahun lalu (2008) kota Purwokerto mendapat kesempatan pertama kehadiran Djarum All Stars. Legenda-legenda bulutangkis yang hadir di Malang antara lain, Christian Hadinata, Eddy Hartono, Hastomo Arbi, Haryanto Arbi, Sigit Budiarto , Ivana Lie, Luluk Hadiyanto, Bobby Ertanto, Kartono, Denny Kantono, Antonius dan Simbarsono. Selain itu, pebulutangkis PB Djarum yang saat ini masih aktif berkiprah di tingkat internasional juga hadir, Maria Kristin, Fransiska Ratnasari, Komala Dewi, Jenna Gozali, Andre Kurniawan, Rian Sukmawan dan Yonathan Suryatama Dasuki.

Kehadiran Djarum Badminton All Stars di kota Malang yang pernah melahirkan pahlawan bulutangkis nasional, Johan Wahyudi juara ganda putra All Enland era 1970an berpasangan dengan Tjun Tjun dan Hendrawan juara dunia tahun 2001 merupakan pilihan tepat untuk mengembangkan bulutangkis di tanah air karena memiliki bibit-bibit bulutangkis yang perlu dikembangkan.

''Acara ini dilakukan untuk terus menggairahkan dan memasyarakatkan bulutangkis. Kami ingin bulutangkis semakin menggema, dan akan menarik minat masyarakat untuk mencintai olahraga ini,'' kata Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation. Yoppy juga berharap, dari kegiatan ini akan melahirkan pebulutangkis masa depan Indonesia.

Acara yang dimulai pada pukul 09.00 wib, dibuka dengan rangkaian doa, melantunkan lagu Indonesia Raya serta sambutan dari pejabat terkait, diantaranya dari Ketua Umum PB PBSI, Djoko Santoso yang juga hadir dalam acara ini. “Semoga kegiatan ini akan menjadi stimulus bagi anak-anak muda Indonesia untuk bisa mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia,” Djoko Santoso yang menghabiskan masa kecilnya di kota Malang hingga mendapattkan istri juga di kota Malang, memberikan semangat kepada atlit-atlit muda Malang dan para pelatih agar mengikuti coaching clinic dengan baik.

Coaching clinic bersama Djarum All Stars dan Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI) diberikan kepada sejumlah 200 atlit bulutangkis remaja berusia 9 – 15 tahun. Sigit Budiarto dan Maria Kristin Yulianti membuka coaching clinic dengan mengajak atlit-atlit muda untuk mengenal bentuk pemanasan (warming up) yang merupakan awal kegiatan bulutangkis sebelum berlatih atau pun bertanding.

Usai pemanasan seluruh atlit-atlit muda Malang dibagi berkelompok yang dipimpin para Djarum All Stars mengikuti coaching clinic pada tiga lapangan bulutangkis yang tersedia GOR Graha Cakrawala Malang. Pelatihan bulutangkis oleh Djarum All Stars mencakup aspet teknis bermain bulutangkis dan juga psikologis. Ivana Lie bersama Rosiana Tendean dan Jenna Gozali terlihat memberi arahan pada atlit-atlit bagaimana memegang raket dengan benar, bagaimana cara memukul dengan benar dan gerakan-gerakan bulutangkis yang benar. Sigit Budiarto bersama Hariyanto Arbi, Yonathan Suryatama Dasuki dan Simbarsono mengajak atlit-atlit muda mengenalkan pukulan bulutangkis seperti bola lob dan bola net sambil mengajak bermain secara silih berganti. Di luar lapangan bulutangkis, masih di arena gor, Lius Pongoh dengan penuh semangat mengajak atlit-atlit muda dalam game bulutangkis sambil meneriakkan yel-yel yang membangkitkan motivasi para atlit muda. Sementara Christian Hadinata yang biasa melatih ganda putra Pelatnas Cipayung, dibantu Luluk Hadiyanto, Bobby Ertanto dan Andre Kurniawan Tedjono memberi pelatihan kepada atlit-atlit remaja putra untuk melakukan gerakan berlari ke depan mengambil bola net dan kemudian berlari ke belakang mengambil bola lob tanpa kok, kemudian gerakan yang sama dengan menggunakan kok.

Christian Hadinata menjelang selesainya coaching clinic memberikan permainan yang menantang, kepada atlit-atlit muda diberikan tantangan yang menarik akan diberikan hadiah raket Armotech 900 jika mampu melakukan pengambilan bola net dan pengambilan lob dengan mengembalikan dropshot masuk ke bidang dekat net tidak melewati garis service. Hadiah diberikan kepada atlit yang bisa melakukan rangkaian gerakan tadi sebanyak enam kali secara berulang, sayang sekali, tak seorang pun atlit remaja Malang yang berhasil melakukannya, dan raket Armotec milik Christian tak jadi melayang.

Waktu yang tersedia selama sembilan puluh menit seperti tidak cukup bagi para Djarum All Stars maupun atlit-atlit muda Malang. Di penutup coaching clinic di hadapan atlit yang berada di groupnya, Christian Hadinata bersama Luluk, Andre dan Bobby menyampaikan bahwa bulutangkis itu sederhana. Dalam bulutangkis ada empat unsur sederhana yang harus dikuasai yaitu lob, net, smash dan dropshot. Lainnya merupakan teknik-teknik tambahan yang bisa didapat saat berlatih. Empat hal yang sederhana ini harus dikuasai dengan baik agar memiliki teknik bulutangkis yang tinggi.

Wajah penuh antusias diperlihatkan para atlit muda Malang saat mendapakan pelatihan dari para legenda diantaranya Hodi Kurnia (15) siswa SMP XVIII yang merupakan atlit PB Suryanaga Malang. ‘’Senang sekali, ini pengalaman baru, ’’ ungkap Hodi yang bercita-cita ingin menjadai pemain profesional.

Usai istirahat siang, giliran pelatih-pelatih bulutangkis di kota Malang dan sekitarnya yang mendapatkan coaching clinic dari para legenda. Sebanyak lima puluh pelatih bulutangkis kota Malang mendapat pelatihan dari Christian Hadinata, Fung Permadi, Ivana Lie, Alan Budi Kusuma, Hariyanto Arbi dan Sigit Budiarto selama dua jam. Fung Permadi berbagi pengalaman dengan mengambil thema pelatihan, ‘’Pola Dasar Pembinaan Bulutangkis’’. Fung memberikan beberapa tips pelatihan yang menyangkut teknis dan phisik. Tak ketinggalan Christian Hadinata dan Alan Budikusuma berbagi pengalaman dalam hal pembinaan pelatihan bulutangkis.

Rangkaian acara coaching clinic menjadi menarik dengan dipandu Lius Pongoh yang mampu menghidupkan suasana menjadi interaktif di antara para pelatih dengan para All Stars. Suatu ketika Lius mengajak seorang pelatih untuk berdiri kedepan, dengan mengambil selembar kertas yang digenggam dan dibentuk menjadi seperti bola. Lius memberikan bola kertas dan memberikan kepada sang pelatih dan memintanya untuk melemparkan bola kertas kepada Lius Pongoh yang berdiri lebih kurang dua meter. Setelah Pelatih melemparkan kertas ke badan Lius, kemudian Lius bertanya kepada peserta coaching clinic, ‘’Bagaimana mengetahui kekuatan untuk melemparkan bola kertas?’’ Tak seorang pun pelatih mampu menjawab, ‘’Saya juga tak tau. Nah, dengan pelatihan yang dilakukan terus menerus dan berulang-ulang maka pukulan yang tepat akan diketahui,’’ ungkap Lius membantu memberikan ilustrasi. Dalam bulutangkis diperlukan pelatihan yang berulang-ulang dan terus menerus agar seorang atlit memiliki teknik yang tinggi. Sebuah ilustrasi yang menarik dari Lius Pongoh.

Rangkaian acara Djarum All Star yang dinanti-nanti masyarakat bulutangkis kota Malang yang menantikannya dengan sabar dari pagi hari adalah partai eksibisi yang berlangsung sore hari usai coching clinic kepada para pelatih bulutangkis kota Malang dan sekitarnya. Enam partai eksibisi digelar, beberapa di antaranya berlangsung dengan suasana yang menghibur. Salah satunya, pertandingan eksibisi pasangan ganda putra Sigit Budiarto/ Luluk Hadiyanto menghadapi juniornya Rian Sukmawan/ Yonathan Suryatama Dasuki. Pertarungan yang berlangsung dengan teknik-teknik tinggi yang dimiliki seperti adu drive, smash yang bertubi, pengambilan bola-bola bagaikan atraksi sirkus diselingi dengan gerakan-gerakan bercanda mampu menghibur masyarakat Malang yang hadir di GOR Graha Cakrawala.

Partai ekisibisi lainnya adalah partai dua lawan tiga. Setelah jeda sesaat melewati partai eksibisi antara Maria Kristin Yulianti melawan Fransisca Ratnasari, kembali Sigit Budiarto yang tidak terlihat kecapaian kembali bereksibisi. Sigit Budiarto berpasangan dengan Hariyanto Arbi melawan pasangan tiga All Stars, Kartono/ Herianto/ Eddy Hartono. Eddy Hartono dengan pengalaman dan teknik tinggi yang dimilikinya mampu menghibur penonton, seperti menghujamkan smash bertubi-tubi ke arah sang adik Hariyanto Arbi yang meladeni dengan bola-bola lob akhirnya kecapean dan duduk dibangku di luar lapangan sambil minum yang disuguhkan Rosiana Tendean, sementara Rosiana menggantikan posisi Eddy menemani Kartono/ Herianto melawan Sigit dan Hariyanto. Usai mengaso, kembali Eddy masuk ke lapangan dan Hariyanto Arbi kembali ‘mengerjai’ kakaknya dengan memberikan bola-bola lob, kini Eddy tidak meladeni dengan smash-smash yang melelahkan tapi mengambil kok dengan memukul dengan berbalik membelakangi lawan, dan gerakan-gerakan ini membuat kekaguman penonton kepada sang legenda Eddy Hartono.

Sigit Budiarto yang berpasangan dengan Hariyanto Arbi, juga tak mau ketinggalan dengan aksinya yang menghibur, melihat lawannya terus menerus mendapat bola-bola lob agar terus melakukan smash, akhirnya pindah posisi dan meladeni Hariyanto Arbi dengan melakukan smash berulang-ulang ke arah Hariyanto Arbi. Walau pertarungang eksibisi ke enam ini hanya berlangsung satu set, namun mampu menghibur penonton serta membuat kekaguman melihat gerakan-gerakah bulutangkis dengan tingkat tinggi.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, di penghujung acara masyarakat kota Malang kembali mendapat kesempatan untuk berfoto dengan Djarum All Stars. Kesempatan foto bersama Djarum All Stars tidak disia-siakan masyarakat bulutangkis kota Malang. (*)

Yonex – Sunrise India Open Super Series 2011 Tantowi/Liliyana Raih Gelar Pertama Super Series

Bulutangkis.com - Akhirnya Indonesia bisa merasakan indahnya meraih gelar juara super series perdana kemarau panjang. Gelar juara disumbangkan pasangan ganda campuran, Tantowi Ahmad/ Liliyana Natsir setelah menaklukkan rekannya Fran Kurniawan/ Pia Zebadiah Bernadeth pada partai final Yonex – Sunrise India Open Super Series 2011 yang berlangsung di New Delhi, India kemarin sore (Minggu, 01/05/11).

Pertarungan Tantowi/ Liliyana yang menjadi unggulan empat melawan Fran/ Pia unggulan tiga menjadi pembuka babak final kejuaraan super series berhadiah total USD 200.000. Set pertama pasangan Tantowi/ Lilyana meredam Fran/Pia 21-18. Set kedua, Tantowi/ Liliyana menyelesaikan pertarungan menghadapi Fran/ Pia melalui ‘deuce’ 23 – 21.


Bagi Fran/ Pia pertemuan menghadapi Tantowi/ Liliyana kali ini merupakan yang keempat kalinya, dengan keunggulan 0-4 bagi Tantowi/ Liliyana. Terakhir bertemu di babak kedua Victor Korea Open Super Series Premier 2011, Fran/Pia takluk di tangan Tantowi/ Liliyana 14-21, 19-21. Walau Fran/Pia gagal menghadang Tantowi/ Liliyana, namun langkah mereka ke final patut mendapatkan pujian karena memuluskan Indonesia untuk meraih gelar juara di nomor ganda campuran. Sebelumnya di babak semi final, Fran/ Pia menyingkirkan ganda campuran Malaysia unggulan lima, Peng Soon Chan/ Liu Ying Goh 21-12, 21-16, sementara Tantowi/ Liliyana meraih kemenangan atas rekannya dari Indonesia, Muhammad Rijal/ Debby Susanto yang mengundurkan diri saat kedudukan 21-17, 15-9, akibat cedera yang dialami Rijal.


Indonesia seharusnya berpeluang untuk menambah satu gelar di nomor ganda putra melalui pasangan Angga Pratama/ Ryan Agung Saputra, namun harapan manis gagal dicapai Angga/ Ryan. Penampilan Angga/ Ryan di final seperti menjadi antiklimaks dari penampilan mereka sebelumnya. Angga/ Ryan gagal menaklukkan ganda putra Jepang unggulan empat, Hirokatsu Hashimoto/ Noriyasu Hirata dengan begitu mudah 17 - 21, 9 - 21.


Langkah Angga/ Ryan ke final juga mengagumkan dengan menyingkirkan pemain unggulan, di semi final menaklukkan rekannya dari Indonesia unggulan tiga, Alvent Yulianto Chandra/ Hendra Aprida Gunawan 21-23, 21-18, 21-14. Sebelumnya di partai perempat final Angga/ Ryan menyingkirkan ganda putra Jepang unggulan enam, Naoki Kawamae/ Shoji Sato 21-14, 21-19, dan pada babak kedua membenamkan rekan mereka dari Indonesia yang menjadi unggulan dua, Mohammad Ahsan/ Bona Septano 16-21, 21-16, 21-15.


Decak kagum juga patut diberikan kepada pebulutangkis putri Thailand, Porntip Buranaprasertsuk yang berhasil merebut gelar juara tunggal putri dengan menaklukkan tunggal putri Korea Selatan unggulan tiga, Bae Youn Joo 21-13, 21-16. Sebelumnya di babak semi final, Porntip yang tidak diunggulkan menyingkirkan tunggal putri Hongkong unggulan Yip Pui Yin Yip 21-13, 21-8.


Gelar juara tunggal putra menjadi milik pebulutangkis dari Malaysia, Lee Chong Wei setelah menaklukkan pebulutangkis veteran dari Denmark, Peter Hoeg Gade yang merupakan unggulan tiga 21-12, 12-21, 21-15. Bagi Lee Chong Wei yang menjadi unggulan satu gelar juara kali ini semakin mengukuhkannya sebagai pebulutangkis nomor satu dunia, dan kali ini merupakan gelarnya yang ketiga di ajang super series tahun ini setelah Malaysia Open Super Series 2011 dan All England Premier Super Series 2011.


Jepang yang merebut gelar juara di nomor ganda putra, di partai sebelumnya juga meraih gelar juara di nomor ganda putrai melalui pasangan ganda putri Jepang, Miyuki Maeda/ Satoko Suetsuna unggulan satu melalui pertarungan sesama pebulutangkis Jepang. Miyuki/ Satoko menaklukkan rekannya yang merupakan unggulan dua, Mizuki Fujii/ Reika Kakiiwa 26-24, 21-15. Sebelumnya di partai semi final Miyuki Maeda/ Satoko Suetsuna menyingkirkan ganda putri Indonesia, Meiliana Jauhari/ Greysia Polii 25-23, 21-8.


Tuan rumah India, kali ini harus menerima kegagalan yang menyakitkan setelah tak berhasil meraih satu gelar juara. Pebulutangkis India, hanya berhasil melangkah hingga babak perempat final melalui dua tungal putranya, Sourabh Verma dan R.M.V Gurusai Datt, yang sempat membuat kejutan dengan menyingkirkan pemain unggulan. Sourabh di babak perempat final harus mengakui keunggulan Lee Chong Wei 7-21, 8-21, walau mampu menyingkirkan unggulan tujuh dari Jepang, Kenichi Tago, 21-19, 18-21, 21-11, dan menyingkirkan Sony Dwi Kuncoro di babak pertama duas et langsung 21-18, 21-19. Sedangkan Gurusai Datt di perempat final gagal menghadang pebulutangkis Hongkong unggulan delapan Hu Yun, 10-21, 16-21, yang sempat membuat kejutan di babak pertama dengan menyingkirkan pebulutangkis unggulan empat dari Thailand, Boonsak Ponsana 22-20, 18-21, 21-19.


Sesungguhnya peluang India merebut gelar juara ada pada nomor tunggal putri melalui pebulutangkisnya, Saina Nehwal yang menjadi unggulan satu. Namun sayang, kali ini Saina Nehwal harus menerima kenyataan pahit gagal di babak pertama saat menghadapi tunggal putri Jepang bukan unggulan, Ai Goto 17-21, 19-21. (*)


Hasil pertandingan babak final (Minggu, 01/05/11)

Ganda campuran:

- Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir [4][INA] vs Fran Kurniawan/Pia Zebadiah Bernadeth [3] [INA] 21-18, 23-21
Tunggal putra:

- Chong Wei Lee [1] [MAS] vs Peter Hoeg Gade [3][DEN] 21-12, 12-21, 21-15
Ganda putri:

- Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna [1] [JPN] vs Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa [2] 26-24, 21-15
Tunggal putri:

- Porntip Buranaprasertsuk [THA] vs Youn Joo Bae [3][KOR] 21-13, 21-16
Ganda putra:

- Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata [4][JPN] vs Angga Pratama/Ryan Agung Saputra [INA] 21-17, 21-9


Hasil pertandingan babak semi final (Sabtu, 30/04/11)

Ganda campuran:

- Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir [4][INA] vs Muhammad Rijal/Debby Susanto [7] [INA] 21-17, 15-9, Retired
- Fran Kurniawan/Pia Zebadiah Bernadeth [3] [INA] vs Peng Soon Chan/Liu Ying Goh [5][MAS] 21-12, 21-16
Ganda putri:

- Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna [1] [JPN] vs Meiliana Jauhari/Greysia Polii [4] [INA] 25-23, 21-8
- Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa [2] vs Lok Yan Poon/Ying Suet Tse [HKG] 21-17, 16-21, 21-16
Ganda putra:

- Angga Pratama/Ryan Agung Saputra [INA] vs Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan [3] [INA] 21-23, 21-18, 21-14
- Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata [4][JPN] VS Kien Keat Koo/Boon Heong Tan [1] 21-16, 21-19
Tunggal putra:

- Peter Hoeg Gade [3][DEN] vs Sung Hwan Park [6] 21-15, 21-19
- Chong Wei Lee [1] [MAS] vs Yun Hu [8] [HKG] 21-11, 21-15
Tunggal putri:

- Porntip Buranaprasertsuk [THA] vs Pui Yin Yip [4][HKG] 21-13 21-8
- Youn Joo Bae [3][KOR] vs Sayaka Sato [JPN] 23-21, 15-21, 21-12

Berprestasi, Bulutangkis Masih Belum Jadi Primadona

Yacob Rusdiyanto © 
ist/imgd
Yacob Rusdiyanto © ist/imgd
Bola.net - Meski menjadi cabang olahraga yang mampu mengharumkan nama bangsa di ajang internasional, bulutangkis masih belum menjadi primadona dari pemerintah. Hal ini diungkapkan Yacob Rusdiyanto, Ketua Pengprov PBSI Jawa Timur.
"Bisa dikatakan bulutangkis merupakan cabang satu-satunya yang mampu membuat Sang Saka Merah Putih berkibar di ajang internasional. Bulutangkis pula yang membuat Indonesia Raya berkumandang. Namun, perhatian pemerintah, terutama masalah pendanaan, pada kami masih kurang dari olahraga yang tidak usah disebutkan lagi," ujar Yacob, dalam acara konferensi pers Djarum Badminton All Stars, di Hotel Santika, Jumat (29/04).
Karena itulah, PBSI sangat menghargai bantuan dari pihak luar, macam Djarum, untuk membantu meningkatkan prestasi bulutangkis nasional.
Selain PBSI, penghargaan yang sama pada pihak Djarum, juga disuarakan oleh Komunitas Bulutangkis Indonesia. Melalui sekretarisnya, Ivvana Lie, KBI berharap agar sinergi antara pengusaha, atlet, masyarakat dan pemerintah bisa berjalan dengan baik.
"Saya berharap agar kerjasama pemerintah bukan hanya melalui Menteri Pemuda dan Olahraga saja, tapi juga dengan Menteri Pendidikan Nasional. Hal ini bertujuan agar pembibitan atlet bulutangkis bisa semakin mudah," tandasnya. (den/fjr)

Tim Piala Sudirman Dibentuk Usai Malaysia Terbuka

Bulu tangkis. 
(Ilustrasi)
Bulu tangkis. (Ilustrasi)
Bola.net - Tim untuk menghadapi kejuaraan dunia beregu campuran Piala Sudirman akan dibentuk setelah kejuaraan Malaysia Terbuka Grand Prix Gold.
"Tim Sudirman akan dibentuk setelah evaluasi India Super Series dan Malaysia Grand Prix Gold," ujar Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso usai acara "media gathering" dalam rangka HUT ke-60 PBSI di Pelatnas Cipayung, Senin (2/5).
India Super Series berakhir Minggu (1/5) dengan membuahkan satu gelar yang diraih ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, sedangkan Malaysia GP akan berlangsung pekan ini.
Menurut Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Hadi Nasri, saat ini sudah ada tim bayangan untuk turnamen yang akan berlangsung di Qingdao, China, 23-29 Mei, yang terdiri atas sekitar 30 pemain baik dari dalam maupun luar Pelatnas yang rutin berlatih bersama di Cipayung.
Pada turnamen dua tahunan tersebut, Indonesia yang menjadi unggulan ketiga berada dalam satu grup dengan Malaysia dan Rusia dengan dua tim terbaik dari setiap grup lolos ke babak berikutnya.
Tuan rumah Pada kesempatan yang sama, Djoko juga menyampaikan bahwa PBSI sedang melakukan penjajakan untuk menjadi tuan rumah Piala Thomas dan Uber 2012. "Tetapi prosesnya masih panjang karena penyelenggaraannya masih tahun depan," katanya.
Beberapa hal yang masih menjadi pertimbangan antara lain mengenai hak siar yang tidak lagi diberikan kepada tuan rumah serta larangan penggunaan "tittle sponsor".
"Ada beberapa perubahan dalam aturan untuk menjadi tuan rumah, di antaranya tidak boleh menggunakan 'title sponsor' dan hak siar tidak diberikan kepada panitia lokal. Kalau ruang gerak panitia lokal terlalu sempit ya buat apa (menjadi tuan rumah)," kata Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto.
Tuan rumah untuk kejuaraan dunia beregu putra (Piala Thomas) dan putri (Piala Uber) yang akan berlangsung tahun depan itu, akan ditentukan dalam pertemuan BWF di sela penyelenggaraan Piala Sudirman akhir bulan ini.
Terakhir kali Indonesia menjadi tuan rumah Piala Thomas dan Uber adalah pada 2008 saat tim Uber Merah Putih berhasil mencapai final. Pada 2010 Piara Thomas dan Uber digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. (ant/zul)

Liliyana/Tontowi Raih Gelar Super Series di India

Liliyana Natsir pebulu 
tangkis kebanggaan Indonesia (c) kom
Liliyana Natsir pebulu tangkis kebanggaan Indonesia (c) kom
Bola.net - Ganda campuran Tontowi Ahman/Liliyana Natsir meraih gelar Super Series pertama mereka setelah mengalahkan unggulan ketiga Fran Kurniawan/Pia Zebadiah pada final India Terbuka di New Delhi, Minggu.
Pada pertandingan yang berlangsung ketat tersebut Tontowi/Liliyana yang menjadi unggulan keempat meraih kemenangan dua game langsung untuk membukukan gelar ketiga dalam karir mereka setelah sebelumnya menjuarai Macau dan Indonesia Grand Prix Gold 2010.
"Kami sudah empat kali bertemu sehingga sudah sama-sama saling hafal permainan masing-masing, jadi siapa yang siap dan berani, itu yang menang," kata Liliyana mengenai kunci kemenangan yang diraih dalam 44 menit tersebut.
"Kemenangan ini artinya besar sekali, apalagi ini Super Series, bagus juga buat Tontowi supaya tambah percaya diri, dan khususnya bagi ganda campuran suatu prestasi yang bagus bisa 'all Indonesian final' di Super Series," kata Liliyana mengenai sukses yang mereka raih.
Ia berharap keberhasilannya tidak hanya sampai di situ tetapi berkelanjutan pada turnamen selanjutnya sampai puncaknya pada Olimpiade London 2012.
Indonesia masih berpeluang meraih satu gelar lagi pada turnamen berhadiah 200.000 dolar AS itu melalui ganda putra lapis kedua Pelatnas Ryan Agung Saputra/Angga Pratama yang akan menghadapi unggulan keempat asal Jepang Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata(ant/end)

Peter Gade Hadapi Lee Chong Wei di Final

Peter Gade, hadapi Lee Chong Wei di 
final Super Series India Terbuka. (GettyImages)
Peter Gade, hadapi Lee Chong Wei di final Super Series India Terbuka. (GettyImages)
Bola.net - Pemain asal Denmark Peter Gade akan bertemu dengan pemain peringkat satu dunia Lee Chong Wei dari Malaysia pada final turnamen bulu tangkis Super Series India Terbuka.
Gade, yang pernah menjadi juara All England dan menempati unggulan ketiga, pada semifinal menyingkirkan pemain Korea Selatan Park Sung-Hwan 21-15, 21-19, yang membuat dia berada dalam jalur juara turnamen berhadiah total 200 ribu dolar AS itu.
Lee tidak mengalami kesulitan saat mengalahkan Hu Yun, unggulan delapan asal Hong Kong dengan skor 21-11, 21-15 dalam pertandingan yang berlangsung kurang dari setengah jam.
Lee mengatakan sangat menantikan pertemuan dengan Gade setelah hanya menelan satu kali kekalahan dari 11 pertemuannya dengan pemain asal Denmark tersebut. (ant/zul)

Ganda Campuran Indonesia Melaju ke Final

Liliyana Natsir, pastikan
 tiket final India Terbuka Super Series. (GettyImages)
Liliyana Natsir, pastikan tiket final India Terbuka Super Series. (GettyImages)
Bola.net - Ganda campuran Indonesia dipastikan meraih gelar juara India Terbuka Super Series setelah memastikan final antar pasangan Merah Putih.
Unggulan keempat Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir lebih dulu meraih tempat di final setelah memenangi duel sesama ganda pelatnas dengan unggulan ketujuh Muhammad Rijal/Debby Susanto pada semifinal turnamen yang berlangsung di New Delhi tersebut, Sabtu (30/4).
Tontowi/Liliyana memenangi pertandingan setelah Rijal/Debby tidak melanjutkan pertandingan saat pasangan unggulan keempat itu memimpin 21-17, 15-9 karena Rijal cedera.
Unggulan ketiga Fran Kurniawan/Pia Zebadiah menyusul maju ke final turnamen berhadiah 200.000 dolar AS tersebut dengan mengalahkan pasangan Malaysia unggulan kelima Chan Peng Soon/Goh Liu Ying 21-12, 21-16.
"Besok berusaha bermain baik saja, menjaga performa," kata Fran mengenai pertemuan dengan sesama pasangan Pelatnas pada final, Minggu (1/5).
Ganda putra lapis kedua Pelatnas Angga Pratama/Ryan Agung Saputra juga mencapai final setelah secara mengejutkan mengalahkan unggulan ketiga Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan 21-23, 21-18, 21-14.
Sebelum mengalahkan Alvent/Hendra, Angga/Ryan lebih dulu menyisihkan unggulan kedua Bona Septano/Mohammad Ahsan dan unggulan keenam Shoji Sato/Naoki Kawamae dari Jepang.
"Intinya kondisi kami tadi kalah segar sama mereka, harusnya tadi bisa dua game tapi kebanyakan kesalahan sendiri jadi lawan naik lagi mentalnya," kata Alvent mengenai kekalahan tersebut. "Pada game ketiga kami sudah kehabisan tenaga," tegasnya. (ant/zul)

Ketua PBSI Buka Pelatihan Atlet Muda di Malang

PBSI
PBSI
Bola.net - Ketua PBSI Djoko Santoso secara resmi membuka pelatihan bagi para atlet muda bulu tangkis Kota Malang dan sekitarnya yang merupakan rangkaian program Djarum Badminton All Stars 2011 di Graha Cakrawala Malang, Sabtu.
Atlet-atlet muda Kota Malang dan sekitarnya yang mengikuti pelatihan yang dipimpin langsung oleh pemain senior bulu tangkis Indonesia itu sebanyak 200 anak usia antara 9-15 tahun.
Para pemain senior bulu tangkis yang memberi pelatihan dan juga melakukan pertandingan eksibisi itu di antaranya Alan Budikusuma, Sigit Budiarto, Eddy Hartono, Ivana Lie, Fung Permadi, Haryanto Arbi dan beberapa pemain yang masih aktif di antaranya Maria Kristin.
"Semoga atlet-atlet muda dari Kota Malang ini bisa menerima dengan baik pelatihan yang diberikan oleh pemain yang pernah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional," kata Djoko Santoso.
Menurut dia, pembinaan usia dini sangat diperlukan guna melakukan regenerasi bagi atlet-atlet yang saat ini menjalani pelatnas dan dipersiapkan untuk turun pada kejuaraan-kejuaraan baik tingkat nasional maupun internasional.
"Sudah saatnya Malang menyumbangkan pemain handal yang bisa mengharumkan nama bangsa. Saya yakin itu bisa," kata mantan Panglima TNI itu.
Malang selama ini telah mengorbitkan beberapa pemain yang mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Salah satu pemain itu adalah Hendrawan yang mampu menjadi juara dunia 2001.
Sementara itu, perwakilan Bakti Olahraga Djarum Foundation Yan Hariyadi mengatakan, sudah puluhan tahun Djarum mendukung pembinaan atlet-atlet bulu tangkis Indonesia. Bahkan semua pemain legenda yang dibawa ke Malang merupakan binaan PB Djarum.
"Kami berharap bisa membawa atlet muda Malang untuk mendapatkan bimbingan PB Djarum agar mampu menjadi pemain kelas dunia," katanya usai pembukaan Djarum Badminton All Stars 2011.
Sementara itu, Sekjen Komunitas Bulu Tangkis Indonesia Ivana Lie mengaku bangga dengan adanya pelatihan bagi atlet muda yang dilakukan oleh legenda-legenda bulu tangkis Indonesia.
"Ini adalah salah satu proses untuk melakukan pembinaan. Pembinaan mulai usia akan berdampak positif bagi prestasi ke depan. Sudah saatnya Indonesia kembali bangkit," katanya saat dikonfirmasi.
Selain melakukan pelatihan, pemain legenda bulu tangkis Indonesia juga melakukan pertandingan eksibisi melawan pemain lokal Kota Malang dan sekitarnya. (ant/row)

Ganda Indonesia Pastikan Tempat di Final India Super Series

Ganda Campuran Indonesia
Ganda Campuran Indonesia
Bola.net - Duel antara ganda putra Indonesia pada semifinal India Terbuka Super Series, Sabtu, memastikan satu tempat bagi Indonesia di final turnamen berhadiah 200.000 dolar AS tersebut.
Pasangan unggulan ketiga Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan akan bertemu pasangan lapis kedua Pelatnas Angga Pratama/Ryan Agung Saputra pada babak empat besar setelah keduanya membukukan kemenangan pada perempat final, Jumat.
Angga/Ryan yang tampil pada partai penutup, Jumat malam, melanjutkan penampilan mengesankan mereka dengan kembali menumbangkan pasangan unggulan saat mereka menyisihkan unggulan keenam Naoki Kawamae/Shoji Sato asal Jepang.
Kemenangan tersebut membawa Angga/Ryan mencapai semifinal Super Series untuk pertama kalinya dalam karir mereka.
Pelatih ganda putra Pelatnas Herry Iman Pierngadi menilai kemenangan tersebut diraih karena pasangan itu konsisten dalam menerapkan pola permainan.
"Mereka bisa menerapkan pola main yang konsisten meskipun masih banyak yang perlu diperbaiki dari mereka, antara lain pertahanan, permainan di sektor depan dan kekuatan otot tangan perlu ditambah, " kata Herry.
Sebelumnya, Indonesia sudah memastikan satu tempat di final setelah menghasilkan semifinal sesama ganda campuran Pelatnas saat pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir bertemu Muhammad Rijal/Debby Susanto.
Ganda putri unggulan keempat Greysia Polii/Meiliana Jauhari juga mencapai babak empat besar setelah memenangi pertandingan melawan pasangan Malaysia Chin eei Hui/Wong Pei Tty.
Pada semifinal, Greysia/Meiliana akan melawan unggulan teratas asal Jepang Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna.
Sementara itu, langkah pasangan Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan dihentikan pasangan Jepang unggulan keempat Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata(ant/end)

Taufik Kembali Gagal Raih Gelar Tahun Ini

Tafik Hidayat (c) AP
Tafik Hidayat (c) AP
Bola.net - Pebulutangkis nomor tiga dunia Taufik Hidayat gagal meneruskan langkahnya di turnamen bulu tangkis India Terbuka Super Series, Jumat, setelah dikalahkan oleh unggulan enam dari Korea Park Sung Hwan.
Taufik yang belum berhasil memperoleh satupun gelar tahun ini terlihat kurang percaya diri ketika menghadapi Park meskipun dalam sepuluh pertemuan mereka sebelumnya Taufik tidak pernah bisa dikalahkan oleh Park.
Mantan juara Olimpiade itu hanya dapat melancarkan 11 kali smashsmash yang tak terkembalikan dalam kejuaraan bulu tangkis berhadiah 200.000 dolar AS itu. yang menghasilkan poin, sementara Park tercatat mampu menghajar Taufik dengan 22
Sementara itu unggulan pertama dalam turnamen ini Lee Chong WeiSourabh Verma dari India. dari Malaysia terus melaju ke semifinal dengan mengalahkan pebulutangkis pembunuh raksasa
Lee, yang juga pebulutangkis nomor satu dunia, memperlihatkan permainan terbaiknya dengan mengalahkan pebulutangkis kualifikasi bukan unggulan yang sempat membuat kejutan dengan mengalahkan pebulutangkis Jepang peringkat ketujuh Kenichi Tago dan mantan juara Asia Sony Dwi Kuncoro di putaran pertama.
Pebulutangkis Malaysia itu selanjutnya akan melayani tantangan penghuni unggulan kedelapan Yun Hu di babak semifinal setelah pebulutangkis asal Hong Kong itu mengalahkan pebulutangkis harapan masa depan India Gurusai Dutt(ant/end)

Budaya Instan Penyebab Merosotnya Prestasi Bulutangkis

Cristian Hadinata 
(kanan) ©ist/img
Cristian Hadinata (kanan) ©ist/img
Bola.net - Merosotnya prestasi pebulutangkis Indonesia di kancah internasional tak lepas dari budaya instan di masyarakat Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh salah satu legenda olahraga tepok bulu tersebut, Christian Hadinata."Jujur, harus diakui bahwa saat ini prestasi kita tertinggal dari negara lain. Terbukti, pada beberapa kejuaraan prestisius macam Piala Thomas, Piala Sudirman atau All England, kita tidak bisa meraih gelar juara," ujar Christian Hadinata.
"Harus diakui juga bahwa hal ini tak lepas dari terlambatnya regenerasi kita. Para pengurus organisasi lebih memilih untuk mengirim pemain senior ke ajang-ajang internasional. Alhasil para pemain muda kita tidak memiliki cukup pengalaman," imbuhnya.
Menurut pebulutangkis papan atas di era 70-an ini, hal tersebut disebabkan karena siapapun orang yang memimpin di PBSI, mereka selalu ingin dinilai berhasil. "Karena itulah mereka selalu mengirim pemain senior di seluruh ajang internasional. Sementara, negara lain mengirim pemain-pemain junior. Memang, pemain senior kita bisa meraih prestasi di ajang tersebut. Namun, efeknya pemain junior kita tidak bisa berkembang, tegasnya.
Namun, menurut Christian, pecinta bulutangkis Indonesia harus tetap optimis. Sebab dengan pelatihan dan pembinaan yang baik, termasuk memberi kesempatan pada pemain muda untuk tampil di ajang internasional, paceklik gelar bisa diatasi. (den/fjr)

Cari Bibit Unggul, Djarum Gelar "Djarum Badminton All Stars"

Bola.net - Kurangnya perhatian bagi bibit-bibit pebulutangkis Indonesia membuat prihatin banyak pihak, termasuk Djarum. Melalui program Djarum Badminton All Stars, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia ini berusaha membantu mengatasi permasalahan tersebut.
Menurut Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rusimin, program ini dilakukan untuk menggairahkan dan memasyarakatkan olahraga bulutangkis. "Kami ingin bulutangkis semakin menggema dan menarik masyarakat untuk mencintai olahraga ini," ungkapnya dalam acara konferensi pers program, "Djarum Badminton All Stars", yang dilaksanakan di Hotel Santika Malang, Jumat (29/04).
Dalam acara Djarum Badminton All Stars ini, bakal dihelat coaching clinic pada pebulutangkis muda dan pelatih klub-klub lokal. Selain itu, juga bakal dihelat pertandingan eksibisi yang melibatkan pebulutangkis legendaris seperti Christian Hadinata, Hariyanto Arbi, Ivanna Lie dan Maria Kristin.
Menurut Ketua Pengurus Provinsi PBSI Jawa Timur, Yacob Rusdiyanto, dipilihnya Malang sebagai tempat untuk menghelat acara ini disebabkan antusiasme publik Malang terhadap bulutangkis. Selain itu, di kota ini terdapat banyak bibit pebulutangkis andal.
Perhelatan di Malang ini merupakan kedua kalinya Djarum Badminton All Stars ini digelar. Sebelumnya, Juni 2008, acara serupa telah digelar di Purwokerto Jawa Tengah. (den/fjr)